Senin, 07 Februari 2011

Surat untuk Bapak Rektor dan Bapak Dekan FISIP

Sebelumnya saya dengan segala hormat, meminta maaf atas kelancangan saya ini.
Disini saya sebagai mahasiswa sangat keberatan atas biaya-biaya yang kalian bebankan terhadap kami. Awal saya masuk saja, sudah dibebani dengan dengan 14juta. Yang saya permasalahkan disni adalah, SPP kami sangat mahal, bahkan temen saya yg mampu aja SPP bisa 0 (NOL), apa itu gak membuat kami semakin jengkel.  Belum lagi Iuran Orang Tua Mahasiswa, yg mewajibkan saya, maba lainnya untuk membayar itu untuk dapat mengurus KRS. Apa klo kita gak gak bayar IOM gak bisa kuliah lagi?
Gedung FISIP UB baru-baru ini roboh terkena angin, IOM maba nantinya akan digunakan untuk penmbangunan gedung B FISIP. Saya heran kenapa bisa semahal itu biaya kuliah di UB. mungkin bapak rektor masih ingat, sewaktu kami PK2 Maba di depan fakultas Hukum, ada seorang maba yg menanyakan kenapa biaya di ub sangat mahal. Padahal biaya SNMPTN umumnya lebih murah, UNAIR aja gak semahal itu pak.
Apa benar di UB itu birokrasinya sangat buruk, teman saya dari fakultas Ekonomi memutuskan untuk pindah, karena tidak kuat akan biaya yg dikenakan pihak ub. Padahal dia sangat pintar. Apa orang tidak mampu di larang kuliah di UB?
Contoh pada saat KRS, ketika saya membuka twitter ada ada beberapa mahsiswa yg mengeluhkan molornya jadwal KRS. Membayar SPP tidak boleh telat, tapi UB sendiri boleh terlambat dan lalai. disini saya akan menampilkan beberapa keluhan mahasiswa UB.




Bapak bisa liat sendiri bagaimana keluhan mahasiswa terhadap pihak ub. Maaf jika tulisan saya berantakan, karena saya nulisnya pake emosi pak. Saya disini cuma menekankan, kami bukan sapi yg bisa di peras begitu saja. Klo bapak berkenaan, tolong turun dari kantor bapak, dan turun menemui kami secara langsung. Tapi jika bapak senang melihat kondisi seperti ini, saya menghormati keputusan bapak. Tapi hal ini akan menciptakan generasi-generasi yg kapitalis. Saya gak papa SPP mahal, tapi fasilitas yg kami dapatkan harus sesuai, bapak bisa pilih antara menaikkan fasilitas atau menurunkan biaya-biaya yg bapak kenakan terhadap kami. Suatu saat nanti, pada klimaksnya kami bisa bergejolak, kami bisa melakukan apa yg kami lakukan, karena pada dasarnya pihak bapak hanya beberapa orang saja jumlahnya. Tapi pihak kami, yg merasa senasib dan sepenanggungan sangat banyak jumlahnya pak. Suatu saat nanti kami akan bergejolak. Terima kasih dan maaf atas kelancangan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar